Anak-anak tentu tak akan menjadi anak kecil selamanya dan kelak tumbuh dewasa. Untuk itu, orangtua perlu mengajari anak-anaknya dengan berbagai keterampilan hidup agar bisa hidup mandiri dan sukses ke depannya.
Keterampilan hidup memang bukan sesuatu yang bisa dipelajari anak secara alami, melainkan harus diajarkan dan diasah sejak dini.
Orangtua juga tidak perlu menunggu anak menginjak usia remaja untuk mengajarkan keterampilan hidup karena kita tidak akan pernah tahu kapan mereka harus menghadapi kerasnya dunia nyata secara langsung.
Simak contoh yang dilakukan oleh ibu dari Jane Wurwand, pendiri dan Chief Visionary dari Dermalogica serta seorang business leader yang inovatif.
Keberhasilannya dalam karirnya tak lepas dari pola asuh sang ibu yang telah mengajarkan berbagai keterampilan hidup padanya sejak kecil, tepatnya setelah ayahnya meninggal.
“Nasihatnya untuk belajar bagaimana ‘melakukan’ sesuatu menanamkan begitu banyak kepercayaan pada saya, bahkan sejak usia muda,” tulis Wurwand dalam situs MSNBC.
Lantas, apa saja yang diajarkan ibu Wurwand padanya?
Nah, berikut ini ada daftar 10 keterampilan tersebut, yang diyakini Wurwand sebagai hal yang perlu dikuasai seorang anak di usia 10 tahun untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kemandirian anak.
• Menggoreng, merebus, atau mengolah
telur. Pelajari cara melakukan ketiganya.
• Membungkus kado dan menulis kartu
ucapan terima kasih yang bagus.
• Mencuci dan mengeringkan piring dengan
tangan.
• Mencuci pakaian dalam jumlah banyak
serta melipat seprai ukuran king
• Mengelim pakaian.
• Menjahit kancing
• Mengisi bensin (tidak ada alasan untuk
menunggu sampai anak belajar
mengemudi untuk melakukan ini).
• Pergi ke bank dan membuka rekening giro
dan tabungan.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa diajarkan kepada anak agar mereka lebih percaya diri saat menghadapi kebimbangan:
Ingat kapasitas diri
Jika ingin memakan sebuah melon besar, tentu kita perlu mengirisnya agar lebih mudah dimakan perlahan. Begitu pula jika membicarakan hidup.
Tentu akan ada banyak hal yang datang menerpa kita secara mendadak. Namun, ingatlah bahwa kita hanya dapat mengerjakannya sesuai dengan kapasitas kita.
Jika sudah terlalu banyak, percuma saja menambah masalah lain. Jadi, tarik napas, dan bersiaplah untuk mengerjakan bagian lainnya.
Singkirkan rasa keraguan
Rasa keraguan biasanya timbul ketika kita terus mengatakan pada diri sendiri sesuatu yang ada dalam kepala kita, dan biasanya tidak terbukti kebenarannya.
Nah, saat orang lain meragukan kita, kita pun akan mulai meragukan diri sendiri yang tertanam dalam jiwa kita. Orang lain itu pun akan mulai “menulis naskah” dalam kepala kita, menentukan bagaimana cara kita melihat diri sendiri.
Jangan biarkan itu terjadi. Ingat, siapa pun yang mengatakan ini tidak ingin kita mencoba apa pun yang kita raih dan membuat kita tetap merasa rendah diri, karena jika kita melakukannya, kita akan melampaui usaha yang dibuatnya.
Jadi, lebih baik, abaikan saja suara-suara di kepala kita.
Ganti rasa takut dengan gairah
Kegagalan menempati peringkat pertama hal yang ditakuti, di atas kematian.
Kematian sendiri menempati peringkat tiga. Artinya, orang-orang lebih takut gagal jika dibandingkan dengan mati.
Nah, saat mengalami kegagalan dan ketakutan akan tampil depan orang banyak, Wurwand biasanya akan mengatakan pada dirinya sendiri, “Jane, kau tidak takut, kau penuh dengan gairah.”
Menurutnya, terkadang itu berhasil, sebab, adrenalin akan dikeluarkan tubuh saat kita merasa takut atau bergairah.
Pilihlah respons yang baik
Buang amarah ketika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai. Ini akan mengalihkan perhatian kita dari tujuan utama kita. Ingat, kita memang tidak dapat mengontrol apa yang terjadi, tetapi kita dapat memilih respons dengan baik.
Buat diri nyaman
Carilah rasa kenyamanan saat kita merasa memiliki risiko tinggi dan merasa paling rentan. Terima rasa tidak nyaman dalam tubuh lalu biarkan kekuatan diri menguasainya,
Lalu, jangan takut dan jadilah berani agar tidak masuk ke jurang kehampaan.
Buang pencari masalah
Kita semua membutuhkan pemecah masalah di sekitar kita, bukan hanya pencari masalah. Jadi, abaikan orang-orang yang hanya melihat masalah tanpa mencari solusinya karena orang-orang seperti ini hanya akan menginfeksi orang lain dengan cepat, termasuk kita. Lalu, temukan orang-orang positif dan dapatkan solusi itu.
Melihat manfaat keberhasilan diri
Banyak orang mengukur keberhasilan diri secara pribadi. Padahal untuk menemukan tujuan hidup, kita harus mau membuat tindakan kita menjadi perbedaan, tak peduli seberapa berisikonya.
Lalu, tanyakan pada diri sendiri apa manfaat keberhasilan itu pada orang lain dan demi siapa kita berjuang. Sebab, kesuksesan itu perlu berguna bagi orang lain selain kita.
#infogresik
#Gusfik
0 Komentar