Janet Yellen Warning, Bencana Ekonomi AS Datang 3 Minggu Lagi

                           Foto: reuters

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Selasa (28/9/2021) waktu setempat memperingatkan kongres. Ia berujar, "bencana ekonomi yang hampir pasti" akan datang ke AS hanya dalam waktu kurang dari tiga minggu ke depan.

Karenanya, ia meminta kongres mengambil langkah-langkah serius untuk menaikkan batas utang sebelum 18 Oktober mendatang. Bila tidak, negara itu akan terancam mengalami default atau gagal bayar, pertama dalam sejarah.

Hal ini ia sampaikan langsung kepada Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, dalam sebuah surat. Yellen menyebut situasi semakin genting mengingat Senat AS sebelumnya telah membatalkan RUU kenaikan batas utang.

"Kami sekarang memperkirakan bahwa Departemen Keuangan kemungkinan akan kehabisan langkah-langkah luar biasa jika kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada 18 Oktober," tegasnya sebagaimana mengutip CNBC International, Rabu (29/9/2021)

Yellen pun membeberkan ancaman-ancaman yang dapat terjadi jika batasan utang ini tidak dinaikkan.

"Anda akan mengharapkan untuk melihat lonjakan suku bunga jika plafon utang tidak dinaikkan," katanya. "Saya pikir akan ada krisis keuangan dan bencana. Benar sekali, memang benar pembayaran bunga utang pemerintah akan meningkat."

Sebelumnya RUU kenaikan batas utang gugur dalam forum senat dengan poin 48-50 suara. Kegagalan ini dimotori oleh Partai Republik yang khawatir bahwa utang AS saat ini sudah cukup besar.

"Kami tidak akan memberikan suara Republik untuk menaikkan batas utang," kata Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell.

Padahal RUU ini sudah disetujui di DPR AS pekan lalu. DPR sendiri dikuasai partai pendukung Presiden Joe Biden, Demokrat.

Berdasarkan data dari Statista, per Agustus lalu, nilai utang AS sebenarnya mencapai US$ 28,427 triliun. Ini nyaris sama dengan bulan sebelumnya, tetapi turun cukup jauh dari bulan Juni US$ 28,529 triliun.

Namun, US Debt Clock, yang melihat posisi real time utang AS saat ini mencapai US$ 28,781 triliun atau Rp 40.129 triliun. Jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB), utang tersebut sebesar 125% dari PDB Negeri Adidaya.

Saat ini batas utang AS mentok di US$ 28,4 triliun. Sebelumnya isu kenaikan plafon utang menjadi masalah di era Presiden AS ke-45, Donald Trump, di mana pemerintahan shutdown selama 35 hari pada periode Desember 2018 hingga Januari 2019.

Gresikbaik

Posting Komentar

0 Komentar